Minggu, 13 Desember 2009

Mary & Max.


Bermula dari sebuah kisah bersetting tahun 1976 tentang persahabatan antara seorang gadis kecil berusia 8 tahun bernama Mary Daisy Dingkle dengan seorang pria bernama Max Jerry Horovitz yang berusia 44 tahun.

Mary Dingkle tinggal dipinggiran kota Melbourne, Australia. Dia seorang gadis yang kesepian, aktivitas sehari-harinya menonton serial Noblet di TV dan hobby minum susu kental manis. Ayahnya seorang buruh pabrik dan ibunya seorang ibu rumah tangga yang alkoholic.
Max Horovitz adalah pria Amerika keturunan Yahudi yang tinggal sendirian di wilayah pemukiman kumuh Kota New York, dia mengalami Sindrom Asperger (kalo tidak salah merupakan Autis tanpa disfungsi bahasa), hari-harinya dihabiskan dengan menonton serial TV Noblet dan hobby-nya makan Hot Dog Coklat.


Suatu hari mary menemani ibunya ke sebuah kantor pos, sambil menunggu mary membolakbalikan sebuah buku telepon dan secara acak di menunjuk sebuah nama untuk dijadikan teman pena, yaitu : max Jerry Horovitz. Sesampai di rumah dia mulai menulis surat dan persahabatan beda generasi dan beda benua dimulai. untuk pertama kalinya Max begitu senang disurati oleh sorang gadis kecil. Ternyata persahabatan yang dijalin hanya melalui surat yang berlangsung kurang lebih 20 tahun mengalami pasang surut. Kadang masin-masing setelah membaca surat mengalami stress, depresi, marah, kecewa dan sedih. yah itulah namanya persahabatan tidak selalu indah..


Ditengah gempuran studio besar seperti Pixar ataupun Walt Disney yang banyak menyuguhkan cerita yang mainstream penuh dengan keceriaan yang digambarkan dengan warna warni yang cerah, film animasi karya Sutradara Adam Elliot ini berbeda dibuat berdasarkan kisah nyata dengan teknik Stop motion Clay Animation. menggambarkan penceritaan yang sederhana dan menyentuh bahkan penuh getir dengan dialog-diaolog yang natural tapi tajam. Desain karakter yang sederhana dan unik. Penggambaran warna abu-abu yang dominan untuk setting max sedangkan untuk mary dominan coklat, hal ini mewakili gambaran perasaan tokohnya yang cendrung kesepian, rendah diri, muram, bimbang dan penuh kekecewaan. Ada plot hole yang saya lihat adalah perubahan secara fisik tokoh Max dari usia 44 tahun dengan usia 20 tahun kemudian tidak ada perubahan, tapi itu masih bisa termaafkan. Tokoh max diisi suara dengan bagus oleh aktor watak Philip Seymour Hoffman sedangkan Mary kecil oleh Bethany Whitmore dan mary dewasa oleh Toni Collette. Sayang film animasi ini sangat tidak cocok untuk dikonsumsi anak-anak.

Memorabel Scene : Saat Mary akan melakukan gantung diri sambil menyanyikan lagu Que Cera Cera...

Rating : 8,5/10

Read More..

Selasa, 01 Desember 2009

REC 2


Sukses menjadi film terlaris di spanyol sepanjang tahun 2007, tahun 2009 dibuat sequelnya dan tahun 2008 hollywood me-remake film ini dengan judul Quarantine. Di film pertama dikisahkan hilangnya seorang reporter TV dalam sebuah apartemen yang dikarantina oleh Departemen Kesehatan yang disinyalir terdapat virus ganas yang merubah penghuninya menjadi monster. Di REC 2 dikisahkan 4 orang anggota SWAT dibantu oleh seorang dokter masuk dalam apartemen tersebut untuk menyelidiki apa yang terjadi. Ternyata dibalik itu sang dokter mempunyai misi khusus yaitu ....eitss…SPOILER…
Temanya biasa dan sederhana tetapi sutradara Jaume Belaguero dan Paco plaza berhasil membangun ketegangan yang mencekam dan kengerian dengan pola pengambilan gambar handheld atau mungkin Head Cam dimana kameranya diletakan di helm salah satu anggota SWAT. Walau dengan gambar bergoyang-goyang dan beberapa kali kameranya jatuh sehingga penonton bisa melihat dengan posisi miring, saya masih bisa menikmati dan tidak sepusing seperti di film Cloverfield. Seolah penonton “diajak” untuk ikut serta dalam teror yang mencekam yang ditebar manusia ganas.
Saya menonton di INAFFF di Blitz PVJ Bdg, engga nyangka sold Out…beruntung pas datang saya dpt 1 tiket terakhir padahal datang 2 jam sebelum main. 90% adalah penonton ABG dan saya yang termasuk 10% he..he...(Berasa banget kalo udah tua) Gilanya Penontonnya ekspresif banget.. setelah film selesai penonton memberikan appluse. (jadi inget waktu kecil nonton dimisbar). Kayak gini enaknya kalo nonton film di event festival, filmnya bagus atau jelek penonton tetap apresiatif.

Languange : Spain

Subtitle.......: English

Rating.........: 7,5/10




Read More..

Sabtu, 14 November 2009

Festival Film Eropa 2009


Beberapa hari yang lalu saya sempatkan menyaksikan 2 film di event Festival Film Eropa 2009 :

1. BEST EUROPEAN SHORTS 2
merupakan kumpulan beberapa film pendek terbaik se-eropa yang terdiri dari lima film (Dogum, Alba, Sand, Traffic, dan Hey SOS), yang terakhir saya tidak sempat nonton. keempat film tersebut mempunyai gaya penceritaan secara personal.

Dogum (turki)
Dogum artinya kelahiran. film ini menceritakan sisi psikologis pasca melahirkan dari seorang ibu muda. mengalami keterangsingan dalam menghadapi lingkungannya bahkan terhadap bayinya sendiri. seharusnya momen ini menjadi bagian yang terindah dan tak terlupakan dalam kehidupannya.

Alba (Italia)
Alba adalah sebuah dongeng indah yang terjadi di masa kini. Bahkan di sudut tergelap dunia. Selalu ada masa depan yang lebih baik jika kita percaya dan mau berjuang. Film pendek ini secara cerdas mengkombinasikan film dan animasi yang menggambarkan mimpi-mimpi seorang anak yang sedang sakit. Suasana rumah sakit yang suram berubah suasana penuh dengan warna-warni dan petualangan. film yang minim dialog bisa dikomunikasikan dangan baik ke penonton lewat permainan animasi yang sederhana dan scoring yang bisa menggambarkan suasana hati si anak.

Sand (Belanda)
Tema yang sangat umum. bercerita soal kedekatan seorang gadis kecil yang bernama isabel dengan ayahnya bernama Luuk yang berprofesi sebagai supir truk, dimana luuk dengan istrinya telah bercerai. pada suatu hari luuk dihadapkan pada situasi yang baru dan tak terduga, ia kehilangan kontrol.

Traffic (Rumania)
Seorang eksekutif muda terjebak dalam kemacetan lalu lintas menuju sebuah rapat bisnis. ia punya waktu 20 menit, daripada terbuang percuma dia manfaatkan untuk mengirim foto diri ke anaknya dan mentrakatir seorang gadis penjual soft drink secangkir kopi di sebuah kedai.


2. TELSTAR (Inggris)
kisah nyata yang lebih aneh dari fiksi mengenai jatuh bangunnya pionir pop inggris yang diungkapkan secara satiris dari sisi kehidupan seorang Joe Meek. Berlatar belakang dunia musik sebelum masa keemasan group legendaris the beatles di awal atahun 1960-an. Meek memulai kariernya dengan memprodukasi lagu hitnya yang dipopulerkan lewat group band the Tornados. Salah satu lagunya, Telstar berhasil membakukan penjualan terbesar di masanya dan lagu inggris pertama yang menduduki peringkat nomor satu di tangga lagu Amerika serikat. Joe Meek yang diperankan oleh Aktor Inggris Con O'Neill adalah seorang seorang produser musik sekaligus pencipta lagu yang jenius yang bisa menciptakan lagu-lagu yang aneh tapi indah. sukses di karier tidak sesukses kehidupan pribadinya, Meek adalah seorang gay yang mengkencani salah satu personil the Tornados. kehidupannya berakhir dengan sangat tragis.

Film berdurasi 114 menit yang disutradarai Nick Moran terasa biasa dengan pace yang lambat. Dibintangi salah satu bintang hollywood papan atas kevin spacey yang berperan sebagai Major Banks seorang produser rekaman. Ternyata salah satu personil The tornados adalah Ritchie Blackmore yang sekarang kita kenal sebagai vokalis dan gitaris band rock terkenal tahun 70-an Deep Purple.

satisfactions 65%

Read More..

Selasa, 27 Oktober 2009

"9" BONEKA KARUNG


Film animasi bertajuk “9” sepertinya tidak mengandung makna apa-apa kecuali tokoh dalam film tersebut berupa boneka yang terbuat dari karung yang dinamai “Stitchpunk” yang berjumlah 9 boneka. Dengan tema di masa post-apocalyptic dimana dunia hancur lulu lantah dan kaum manusia musnah oleh serangan mesin yang dinamakan "Great Machine". Sebelum serangan terjadi seorang professor telah menciptakan dan menghidupkan kesembilan boneka ini. Berawal dari boneka no 9 sedang mencari tempat bersembunyi dari kejaran mesin dan bertemu dengan kelompok boneka lainnya terdiri dari “2” sang veteran, “3” sang penemu, “4” si kembar, “5” sang insinyur, “6” seniman, dan “7” sang pejuang, merasa senasib akhrinya mereka bersatu untuk untuk mengalahkan “The Great Machine”. Tapi niat mereka ditentang oleh “1” yang selama ini jadi pemimpin. Dia lebih cendrung bersembunyi dan mempertahankan diri. Berhasilkah misi mereka?




Film animasi ini awalnya sebuah film berdurasi pendek karya Shane Acker yang dibuat untuk tugas akhir kuliahnya di Universitas California dan pada tahun 2005 masuk nominasi sebagai The Best Animated Short di ajang piala oscar. Sineas eksentrik Tim Burton tertarik dengan film ini, akhrinya bekerjasama dengan sutradara asal rusia Timur Bekmambetov bersedia memproduseri film tersebut menjadi film panjang dan penulisan skenario dibantu oleh Pamela Pettler.


Yang menarik dari film ini adalah animasi yang ditampilkan begitu detail dan sempurna beda dengan animasi karya pixar yang penuh dengan warna cerah, warna yang ditampilan kelam, warna coklat, abu-abu dan hitam begitu dominan. Ini merupakan ciri khas dari semua karya-karya animasi Tim Burton. Disain mahluk-mahluk yang diciptakan sangat unik dan masing-masing tokoh sangat jelas karakternya. Menariknya lagi kesembilan karakter ini disuarakan oleh aktor-aktor papan atas. “1” (Christopher Plummer), “2” (Martin Landau), “5” (Jhon C. Reilly), “6”(Crispin Glover), “7” (Jennifer Connelly) dan “9” (Elijah Wood).
Tapi sayang kekurangan film ini dialog dan ending yang kurang menggigit sehingga mudah untuk dilupakan. Tapi bagimanapun juga kita bisa menarik pelajaran dari film ini yaitu untuk mencapai hasil yang maksimal selain dibutuhkan keberanian, percaya diri, pengetahuan tapi dibutuhkan pula solidaritas, kesetiakawanan, dan kerjasama.

Satisfactions 75%

Read More..

Senin, 26 Oktober 2009

INGLOURIOUS BASTERDS

Di masa perang dunia kedua tentara jerman berhasil menduduki negara perancis. Kala itu salah satu tujuan tentara jerman adalah menangkap dan menghabisi warga berdarah yahudi yang dipimpin oleh Kolonel Hans Landa (christoph Waltz). Adalah Shossanna Dreyfus (Melanie Laurent) yang selamat dan sekaligus menjadi saksi mata atas pembantaian terhadap keluarganya. Shossana berhasil melarikan diri dan beberapa tahun kemudian dia menjadi seorang pengusaha bioskop dan berganti nama menjadi Emmanuelle Mimieux. Di sisi lain ada Sekelompok yang terdiri dari 8 tentara yahudi yang menamakan diri Inglourious Basterds yang dipimpin oleh Letnan Aldo Rhein (brad Pitt). Kelompok ini terkenal kejam dan sulit untuk ditangkap sehingga membuat geram Hitler. Setiap aksinya mereka selalu mengupas kulit kepala tentara nazi. Aksi Kelompok Basterd ini dibantu juga oleh sorang mata-mata asal inggris Bridget Von Hammersmark (Diana Krueger).



Salah satu petinggi Nazi Joseph Goebbels (Slyvester Groth) berencana mengadakan pemutaran perdana film berbau propaganda berjudul “A Nation Pride” yang akan dihadiri oleh petinggi-pertinngi nazi termasuk Hitler. Rencananya pemutaran film ini dilakukan di Ritz, berkat bujukan Fredrick Zoller (Daniel Bruehl) seorang serdadu Nazi yang menjadi idola diantara tentara nazi yang mulai menyukai Shosanna supaya dialihkan ke gedung bioskop milik Shosanna. gedungnya lebih kecil dengan alasan lebih eksklusif dan Goebbels setuju. Inilah kesempatan besar buat Shosanna untuk membalas dendam terhadap tentara Nazi. Mengetahui hal ini, kelompok bastards juga menyusun rencana untuk membantai petinggi-petinggi nazi termasuk Hitler. Berhasilkah Mereka?


Film yang disutradarai Quentin Tarantino ini terbilang unik dengan ciri khas seperti di film Kill Bill, terbagi dalam beberapa bab (Chapter) dan opening scene dengan musik latar mirip-mirip film western era 70-an. Pengambilan gambar yang detail serta dialog-dialog yang panjang tapi padat berisi, cerdas membuat kita tidak bosan bahkan dengan durasi yang hampir 2,5 jam tak terasa. Selain itu ditambah karakter dan tokoh rekaan ini dibawakan dengan sangat baik oleh aktor-aktris yang tak diragukan lagi kepiawaannya dalam berakting. Yang paling menonjol adalah karakter Hans Landa yang dibawakan aktor kelahiran Vienna Austria Christoph Waltz, seorang “Jew Hunter” yang piawai mengintimidasi dan menginterogasi dengan cara yang cerdik tapi kejam, Two Thumbs for him… tapi sayang adegannya kurang gory serta Penampilan Brad Pitt dengan logat teneesse terasa kurang tidak seperti yang ditraillernya.

Aldo Rhein :“Each and every man under my command owes me one hundred Nazi scalps... and I want my scalps!”


Satisfactions 85%

Read More..

Sabtu, 10 Oktober 2009

SURROGATES


Dengan teknologi segala aktifitas manusia menjadi lebih lancar dan mudah. Akan tetapi penggunaan teknologi yang “kebablasan” membawa dampak yang buruk, salah satunya manusia menjadi egois dan esensi manusia sebagai mahluk sosial terkikis. Itulah yang tersirat dalam film surrogates. Segala aktifitas yang dilakukan manusia sepenuhnya dilakukan oleh robot pengganti yang dinamakan surrogates. Manusia hanya mengendalikannya di dalam rumah. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir segala bentuk resiko yang bisa membahayakan manusia itu sendiri. Dampak buruknya manusia tidak bisa bersosialisasi dengan manusia lainnya, seharian diam dirumah dan lambat laun akan memperparah kondisi manusia itu sendiri. Secara fisik tampilan robot ini sangat sempurna dan bisa melakukan aktifitas apa saja layaknya manusia biasa.



Plot film ini berawal dari dibunuhnya Jarod, anak seorang pencipta surrogates yaitu Lionel Canter. Sementara itu agen FBI Tom Greer (Bruce willis) dan Jennifer Peters (Radha Mithcell) ditugaskan untuk menyelidiki kasus ini. Pada saat menjalani penyelidikan hampir saja nyawa greer melayang, akhrinya greer memutuskan untuk melakukannya sendiri tanpa memakai surrogates. Diketahui ternyata sang pembunuh mempunyai suatu senjata yang bisa merusak chip surrogates sekaligus membunuh operatornya. Diduga Kasus ini merupakan bagian dari konpirasi, dapatkah greer mengungkap kasus pembunuhan ini?.


Film yang diangkat dari sebuah novel grafis karya Robert venditti dengan judul yang sama dan disutradarai jonathan mostow dan dibantu oleh 2 orang penulis kolega lamanya Michael Ferris dan John D. Brancato. Tema yang diusung cukup menjanjikan untuk menjadi sebuah film yang menarik. Tapi sayang dengan durasi hanya sekita 90 menit terkesan terburu-buru dan cerita yang disampaikan sedikit rumit. Adegan laga yang diharapkan cukup banyak, hadir ala kadarnya. Padahal pas adegan chase car cukup menarik. Yang menariknya lagi make up sang aktor-akritis sebagai surrogates begitu sempurna, kita bisa membedakan mana robot mana manusia. Film ini untuk sekedar hiburan bolehlah..

Rating : 7/10

Read More..

Senin, 31 Agustus 2009

DISTRICT 9

Setiap anda akan menyaksikan sebuah film bertema alien, apa yang anda pikirkan?. Yang terbayangkan adalah mahluk yang berasal dari luar angkasa atau hasil rekayasa genetik dari suatu mahluk hidup dengan tampilan fisik yang mengerikan, berperan sebagai tokoh antagonis yang siap menginvasi, meneror, bahkan membunuh manusia secara sadis. Tapi apa yang akan anda temukan di film District 9 akan berbeda.


Berawal 28 tahun yang lalu bumi kedatangan sebuah pesawat ruang angkasa asing yang sangat besar melayang diatas kota johannesburg Afrika Selatan, selama beberapa bulan tidak menampakan aktifitas, akhrinya pihak pemerintah melalui sebuah tim yang dinamakan MNU (Multi National United) melakukan investigasi ke dalam pesawat dan menemukan sekumpulan aliens yang menyerupai udang yang dinamakan “Prawns” dalam kondisi yang mengkhawatirkan. Akhirnya kawanan prawns ini ditempatkan disuatu wilayah yang dinamakan districk 9. Makin hari Populasi prawns makin tidak terkendali, timbul masalah sosial, kerusuhan dan konflik dengan manusia makin meluas. Hal ini menjadi beban Negara, Akhrinya MNU memutuskan untuk merelokasi prawns ke tempat yang lebih baik.
Adalah Wikus Van De Merwe (Sharlto Copley) yang ditugaskan MNU untuk pemimpin mengevakuasi para prawns ini, saat melakukan tugas wikus mendapat musibah tersemprot satu cairan hitam yang berasal dari tabung milik prawns yang dicurigai sebagai sebuah elemen penting dari tekhnologi Aliens, semenjak itu wikus bertransformasi menjadi seorang mutan.
Dari sinilah kisah mengkrucut pada sosok wikus, Setelah terkontaminasi diduga wikus bisa mengabsorb teknologi canggih yang dimiliki oleh Alien, tidak heran wikus dicari dan diburu bukan hanya oleh pasukan yang dipimpinnya tetapi oleh sekelompok pemberontak Nigeria yang ingin memanfaatkan kekuatannya itu.


Sutradara Neil Blomkamp menghadirkan suatu film bertema alien dengan plot cerita yang berbeda dan fresh. Neil berhasil mengkolaborasikan sisi cerita drama yang humanis dengan aksi dan visual effecet yang bisa dibilang sempurna. Di paruh pertama penonton disuguhi seperti film dokumenter dimana pola pengambilan gambar dengan gaya Handheld, laporan berita kerusuhan massa dari sebuah stasiun TV setempat, dan wawancara dari beberapa saksi mata termasuk tokoh utamanya. Dari awal ketegangan demi ketegangan dibangun dan selalu membuat saya penasaran sehingga durasi 112 menit tidak terasa.
Wikus yang merupakan tokoh sentral yang dimainkan oleh aktor yang tidak begitu terkenal Sharlto Copley bermain apik dan begitu natural dengan logat khas Afselnya.
Sepanjang menyaksikan film ini banyak kebrutalan yang dilakukan oleh manusia dibanding oleh si prawns sehingga saya lebih bersimpati dengan tokoh wikus dan prawns. Disarankan untuk anak kecil, ibu yang sedang hamil, orang yang mudah kena serangan jantung untuk tidak menonton film ini karena Adegan darah muncrat dan tubuh hancur berantakan lumayan banyak, tapi tidak sesadis film Saw ataupun Hostel. Masih ada pertanyaan yang menyisa? Bagaimana awalnya prawns ini tiba-tiba muncul dengan kondisi mengkhawatirkan? dan di akhir cerita salah satu prawns yang bernama Chris Johnson berjanji akan membantu wikus kembali menjadi manusia normal meski harus menunggu tiga tahun lagi. saya mengindikasikan bahwa district 9 akan dibuat sequel atau prequel.


Ternyata film District 9 cukup sukses dipasaran dengan mengantongi keuntungan di minggu pertama sebesar 37,4 Juta Dollar US dan menggeser GI joe: The Rise Of Cobra di posisis puncak. Padahal filmnya sendiri hanya berbujet 30 Juta Dollar US. Selain itu di IMDB mengantongi Rating 8,7/10. kesuksesan film ini tidak lepas dari sutradara The Lord Of the Ring, Peter Jackson sebagai produser

Memorabel Scene : Saat wikus berada dalan tubuh robot dan beraksi berhadapan dengan pasukan MTU dan Pembrontak Nigeria

Satisfactions : 88%

Read More..

Jumat, 21 Agustus 2009

THE TAKING OF PELHAM 123


Walter Garber (Denzel Washington) adalah seorang petugas pengatur jalur kereta bawah tanah di kota New York City. Suatu hari Walter dihadapkan pada satu permasalahan dimana salah satu gerbong kereta dibajak oleh sekelompok teroris yang dipimpin oleh Ryder (John Travolta). Mereka meminta tebusan uang sebesar 10 juta dollar. Permintaan mereka harus segera dipenuhi maskimal dalam waktu 60 menit, apabila tidak, ke-18 sandera yang ada digerbong akan di bunuh satu persatu. Walter sesegera mungkin menghubungi kepolisian setempat yang dipimpin oleh letnan Camonetti (John Turturro). Untuk memenuhi permintaan teroris, camonetti segera menghubungi walikota New York City(James Gandolfini). Tanpa pikir panjang lagi Walikota NY segera menyanggupi permintaan Ryder dkk, dengan pengawalan polisi uang tebusan senilai 10 juta dolar segera dikirim ke stasiun Pelham untuk diserahkan kepada Ryder.
Berhasilkah Ryder dkk mendapatkan uang tebusan tersebut?


Kalo anda mengharapkan aksi-kasi laga di film ini, lupakan!. Film ini lebih menitikberatkan kepada alur cerita dan dialog yang intens. Dialog-dialog yang padat dan cerdas, selain itu disisipi dengan joke-joke yang agak berat tapi tetap membuat saya tersenyum. Memang dibutuhkan aktor-aktor yang handal untuk memerankan tokoh-tokoh utama di film ini, makanya tidak salah kalau Tony Scott memilih aktor watak Denzel Washington dan John Travolta. Denzel beberapa kali bekerjasama dengan Tony Scott di beberapa film sebelumnya seperti Man on fire dan De Javu. Sementara John Travolta yang memerankan tokoh antagonis sangat pas. memang john Travolta cocok untuk tipikal tokoh jahat dan cukup sukses memerankannya seperti di film sebelumnya mulai dari Broken Arrow, Face off, Swordfish dan Punisher.


Tonny Scott mempunyai ciri khas di permainan camera yang cepat dan berputar, gambar yang ngeblur si scene-scene tertentu ditambah dengan permainan warna natural dan hijau cukup mendominasi. Penggarapan music score “beraroma” techno yang menghentak yang digarap oleh Harry Gregson-Williams menjadikan film ini serasa makin menegangkan. Beberapa kali Harry Gregson-Williams menggarap music score untuk film-film Tonny Scott seperti Man on fire, Domino, dan De Javu.
Film Taking of Pelham 123 diadaptasikan dari sebuah novel karya John Godey dan pernah diangkat ke layar lebar tahun 1974.

Satisfactions 80%

Read More..

Kamis, 20 Agustus 2009

UP

Masa kecil Carl Fredrickson (Edawrd Asner) bercita-cita ingin menjadi seorang petualang karena terinsipirasi dari seorang tokoh petualang terkenal saat itu Charles Muntz (Christopher Plummer). Suatu hari Carl berkenalan dengan seorang perempuan tomboy bernama Ellie yang sama-sama punya jiwa petualangan. Mereka berteman hingga dewasa dan akhrinya menikah. Mereka berdua bercita-cita ingin mengunjungi suatu tempat yang bernama Air Terjun surga di wilayah Amerika Selatan. Namun sayang sang istri keburu meninggal sebelum impian mereka tercapai. Sepeninggal istrinya, Carl menjalani rutinitas kehidupan seperti pada umumnya orang yang sudah lanjut usia. Pada suatu ketika kehidupan Carl terusik oleh pembangunan gedung bertingkat di sekitra rumahnya, Mau tidak mau carl harus merelakan tanahnya. Teringat kembali akan almarhum istrinya, keinginan untuk mewujudkan cita-cita untuk berkunjung ke air terjun surga muncul kembali. Berbekal ribuan balon udara untuk mengangkut rumahnya, berangkatlah carl menuju Amerika selatan. Ternyata carl tidak sendirian, ada seorang Anak kecil pramuka bernama Russell (Jorgan Nagai) ikut terbawa. Mau tidak mau carl dengan terpaksa mengajaknya. The Adventure is the beginning.... banyak hal yang mereka temui dan alami selama menuju Air terjun surga Amerika selatan, dan ternyata tidak mudah, banyak rintangan yang mesti mereka hadapi. Akankah cita-cita carl akan terwujud?

Seperti biasa saat akan menyaksikan film-film produksi Pixar, sebelum “menyantap” menu utama kita akan disuguhi sebuah appetizer berupa short movie berdurasi kurang lebih 10 menit. Walaupun filmnya tanpa dialog tapi dari visual yang disajikan kita akan merasakan satu cerita yang sarat akan pesan moral.

Pixar sebagai sebuah studio film animasi banyak menghasilkan film-film yang sangat bermutu seperti Toy Story, Finding Nemo, Incredible, Cars, Wall E, sangat konsisten dengan cerita yang digarap dan banyak ide-ide yang cerdas yang dimunculkan. Di film UP pixar berhasil mengkolabarasikan kegigihan seorang kakek dan keluguan dan kepolosan seorang anak kecil menjadi sebuah jalinan cerita yang sangat menarik dan bisa dinikmati baik orang dewasa maupun anak-anak. Suguhan animasi grafis yang berwarna-warni, karakter dari tokoh-tokoh yang dimuncukan lucu, menarik dan beragam, penggarapan musik latar yang pas membuat kita betah dan menikmati film ini.

Saat menjalani kehidupan, apa yang sebenarnya kita kejar?. Salah satunya tak lain cita-cita. Menjalani kehidupan akan lebih berarti apabila kita mengejar dan melakoni proses dalam meraih cita-cita, terlepas itu nantinya tercapai atau tidak. Kalau tidak, bagaimana mengantisipasinya?.. Apabila tercapai, akankah kita cukup dengan berpuas diri? tentu tidak. bersyukur dan tetap mengejar cita-cita yang lain yang kita impikan. Dikejar dan diwujudkan selama hayat di kandung badan. Itulah sepercik kesimpulan yang saya ambil setelah nonton film “UP”

Satisfactions 85%

 

Read More..

Daftar Blog Teman

pump up your life

E2P © 2008 Template by Dicas Blogger.

TOPO