Selasa, 29 Juni 2010

THE OTHERS (2001) - Review

Kisahnya berseting tahun 1945, hidup seorang wanita bernama Grace Stewart (Nicole Kidman) yang tinggal bersama kedua anaknya Anna (Alakina Mann) dan Nicholas (James Bentley), merek tinggal disebuah rumah yang sangat besar di wilayah Jersey, Channel Islands. Grace hidup menjanda karena ditinggal mati suaminya karena perang. Suatu hari Grace merekrut tiga orang pembantu rumah tangga Bertha (Fionnula Flanagan), Lydia (Elaine Cassidy), dan Edmund (Eris Sykes) yang mengurus kebun. Grace menerapkan beberapa aturan tehadap mereka salah satunya dilarang membuka gordyn di siang hari karena anak-anak Grace mengalami trauma terhadap cahaya matahari dan apabila terkena kulit mereka akan melepuh.Awalnya berjalan normal, tapi gejala aneh mulai timbul semenjak Anna berteman dengan seorang anak kecil yang bernama viktor, padahal tidak ada anak yang bernama viktor selain mereka. Lama-kelamaan Grace mulai mencium adanya kehadiran adanya penghuni lain dan mereka semua merasa terganggu, misteri apa di balik semua itu, lantas apa hubungannya dengan kehadiran ketiga pembantu tersebut?

Apa yang terpikir dalam benak kita tentang sebuah film yang berkisah tentang hantu?, yup kita akan disuguhkan mahluk/sesuatu berwujud mengerikan dan menyeramkan yang siap menebar terror yang membuat manusia ketakutan dan selalu berakhir dengan kematian yang mengenaskan. Tapi ditangan sutradara kelahiran chili Alejandro Amenabar film bergenre hantu digarap dengan sisi cerita yang sangat berbeda walau plotnya terasa biasa-biasa saja. sosok hantu tampil lebih “humanis” tanpa menghilangkan unsur ketegangan. Tapi hal ini bukan sesuatu yang baru, ada beberapa film yang bertipe sama salah satunya Sixth Sense (1999) garapan Shyamalan.

Kisah fiksi ini sebenarnya bisa saja dekat dengan kehidupan kita, tapi dengan angle yang berbeda. Mungkin kita tidak sadar bahwa dilingkungan sekitar kita ada “penghuni” lain, hidup berdampingan dengan dimensi yang berbeda tentunya, hidup berdampingan tanpa harus ada komunikasi. Manusia akan merasa terganggu apabila "mereka" menampakan diri. Dengan penampakan ini apakah karena "mereka" juga merasa terganggu manusia, atau hanya sekedar absen "gue juga ada lho!!!" . Manusia diciptakan sebagai mahluk paling mulia yang seharusnya tidak takut, tapi kenyataannya sebaliknya karena "mereka" hadir dengan cara diluar logika manusia.

RATING

Read More..

Kamis, 17 Juni 2010

Rangkaian Poster 75 tahun 20th Century Fox

Untuk merayakan 75 tahun 20th Century Fox, perusahaan Film tersebut merilis serangkaian poster menarik dengan desain diambil dari beberapa film yang menurut mereka bagus dan penting dengan latar belakang logo perusahaan tersebut. Minat beli posternya klik 75thn Fox.














Read More..

Senin, 14 Juni 2010

BERANDALNYA IKO UWAIS

Film bergenre Martial Art "Merantau" yang dirilis setahun yang lalu dan mendapat respon yang positif dari dalam maupun luar negeri kini sutradara Gareth Evan kembali dengan debutnya yang terbaru berjudul BERANDAL dengan bintang yang sama Iko Uwais dan Yayan Ruhian. plotnya sendiri akan lebih kelam dan gelap daripada film Merantau, akan lebih banyak adegan laga. Penampilan Iko Uwais yang beda dengan kepala plontos dan lebih atletis. info detail bisa dilihat disini dan berikut anda bisa melihat sedikit teaser berdurasi 1 menit 17 detik

Read More..

Jumat, 11 Juni 2010

THE A TEAM (Review)

….Today, still wanted by the government, they survive as soldiers of fortune. If you have a problem, if no one else can help, and if you can find them, maybe you can hire the A-Team. Itulah sebagain prolog yang terdapat di sebuah film serial TV yang sangat populer di era 80-an the A Team, sebuah tim yang terdiri dari 4 orang mantan anggota pasukan khusus Angkatan darat Amerika Serikat yang menjadi buruan pihak Mahkamah militer karena dianggap desersi.
Kali ini pihak 20th Century fox mengangkat film serial tersebut ke layar lebar yang disutradarai sekaligus ditulis Joe Carnahan dengan plot cerita lebih modern. Setelah Beberapa bulan misi mereka sukses di wilayah Amerika Selatan, John Hannibal Smith (Liam Nesson), Face (Bradley Cooper), Murdock (Sharlto Copley) dan BA Baracus (Quinton ‘Rampage’ Jackson) ditugaskan di Irak. Mereka mendapat tugas rahasia dari jendral Morrison (Gerard McRaney) untuk membongkar sindikat uang palsu dan merebut kembali master plat yang telah dicuri. Lagi-lagi misi mereka berhasil, tapi diluar dugaan setelah itu Hannibal CS dijebak dan dihianati oleh tim Black Forrest yang dipimpin Pike (Brian Bloom), sementara orang yang menugaskan Hanibal CS, Jendral Morrison tewas.Akhirnya Hannibal, Face, Murdock, BA diseret ke mahkamah Militer dengan tuduhan menjalankan misi diluar perintah negara dan berkomplot dengan pike dan mereka dijebloskan ke penjara dan dipecat secara tidak hormat dari kemiliteran. Berkat bantuan seorang agen CIA Lynch mereka berhasil kabur dari penjara dan mulai kembali meyusun strategi untuk melakukan balas dendam dan yang terpenting mengembalikan nama baik dan membuktikan bahwa mereka tidak bersalah
John Carnahan saya anggap berhasil membuat sebuah film bergenre Action Comedy yang sangat menghibur, dari awal sampai akhir dipenuhi dengan aksi laga yang gila dan diselingi humor-humor yang segar dengan plot cerita yang mengalir cukup baik. Karakter dari tokoh the A team berhasil dibangun dan diperankan oleh empat aktor tadi dan pas sesuai dengan aslinya. Tapi sayang kehadiran seorang wanita Charisa Sosa yang dimainkan Jessica Biel yang diharapkan bisa menghadirkan suasana lebih “seru dan Ceria” tidak nampak di film ini, Jessica Biel terlihat kurang seksi tidak seperti di film-film sebelumnya. Saya jamin anda bakal terbengong-bengong dengan aksi laga yang gila dan tertawa terkekeh-kekeh dengan humor yang segar. Sangat menghibur sebagai tontonan diakhir pekan.

Rating : 8/10

Read More..

Rabu, 02 Juni 2010

CITY OF GOD (2003) - Review

Rio De Janeiro merupakan salah satu kota tujuan wisata di dunia karena keindahan pantainya, tetapi keindahan alamnya tidak berbanding lurus dengan kondisi sosial ekonomi masyarakatnya. Kehidupan dibawah garis kemiskinan memicu tingkat kriminalitas sangat tinggi. Kekerasan, perampokan, senjata, dan tentunya narkoba menjadi teman dan santapan mereka sehari-hari. Tidak mampunya pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan dan ketidakmampuan aparat dalam menanggulangi kriminalitas menjadikan kriminalitas dengan mudah diregenarasi. Bak film koboi setiap orang dari anak usia belasan sampai dewasa kemana-mana menenteng senjata dan dengan mudahnya mereka menondongkan senjata kepada orang yang mereka tidak suka. Kondisi inilah yang menginsipirasi Sutradara asal Brazil Fernando Meirelles untuk mengangkat ke layar lebar dengan mengambil sebagian kecil kehidupan nyata dari para pelakunya di era 70-an yang diwakili oleh tiga karakter utama Rocket, Ze Dan Benny yang tinggal diwilayah Ghetto yang dikenal dengan nama City of God.

Dari awal sampai akhir film ini diceritakan lewat penuturan Rocket (Alexandre Rodrigues) seorang pemuda yang terobesesi untuk menjadi seorang Fotographer dan mungkin satu-satunya pemuda yang berasal dari wilayah City of God tidak terpengaruh aksi kriminal. Rocket adalah adik dari Naïve seorang gangster amatiran di era 60-an yang mati oleh anak buahnya sendiri. Cerita diawali disebuah pemukiman miskin tahun enampuluhan tumbuh sebuah gangster yang jadi legenda didaerah itu yang bernama Trio Mortes beranggotakan Hairy, Snatcher dan Naïve. Sebetulnya mereka adalah gangster amatiran tapi ini nantinya ini jadi cikal tumbuhnya gangster-gangster yang lain. Tahun tujupuluhan ada salah satu gangster yang cukup disegani dipimpin dua sahabat Ze an Benny. Dua orang yang mempunyai karakter berbeda, Ze sejak kecil mempunyai karakter yang kasar, jahat dan tidak segan-segan untuk membunuh sedangkan Beny lebih kalem dan lebih murah hati. Bisnis utama mereka tak lain bisnis narkoba. Anak-anak kecil dijadikan pengedar dan tak sedikit dari mereka jadi pemakai. Wilayah yang tidak tersentuh hukum menjadikan bisnis tumbuh subur dan sering diantara gangster terjadi rebutan wilayah yang berakhir dengan pertumpahan darah.

Di film ini unsur naratif dan sinematik dikemas sangat bagus, didalam Penuturan, Rocket memperkenalkan tokoh yang terlibat beserta karakternya, selain kedua tokoh utama tadi diatas tokoh-tokoh lain bukan hanya sekedar tempelan seperti Nend, Redhead, Blackie, Otto Kehadiran dan latar belakang mereka makin memperkuat alur cerita dan terkadang ditengah-tengah membuat kita terkaget-kaget dengan kahadiran mereka. Meskipun semua tokoh dimainkan oleh aktor-aktris lokal yang tidak seterkenal aktor-aktris Hollywood tetapi mereka bermain begitu natural dan meghayati perannya masing-masing.
Teknik penceritaan non linear dengan alur maju mundur tidak begitu kentara sehingga penonton bisa mengikuti alur cerita dengan seksama dan dibuat tidak serumit seperti karya Innaritu. Shoot-shoot kamera bergerak dengan dinamis mengikuti gerak dinamika tokoh-tokohnya dengan diiringi musik khas samba. City of God bisa dijadikan salah satu film favorit dan patut dikoleksi.

Rating : 9/10

Read More..

Daftar Blog Teman

pump up your life

E2P © 2008 Template by Dicas Blogger.

TOPO