Senin, 10 Agustus 2009

MERANTAU the Movie

Ditengah gempuran dari genre yang nyaris seragam yaitu drama percintaan, horor, dan komedi dewasa muncul satu film dengan genre Action Martial Art yaitu Film Merantau. Merantau merupakan sebuah tradisi budaya di Minangkabau Sumatra barat yang wajib dijalankan oleh seorang laki-laki dewasa. Proses pengembaraan seorang laki-laki keluar minangkabau guna mencari jatidiri seorang laki-laki, tak kecuali Yuda (Iko Uwais) seorang pemuda yang piawai bela diri silat harimau. Meski sang ibu, Wulan (Christine Hakim) berat tapi karena sudah tradisi mau tidak mau sang ibu harus rela melepaskan anaknya mengembara ke Ibu Kota untuk mengajarkan ilmu beda diri silat.
Sampai di Jakarta yuda hidupnya luntang lantung sampai nasib mempertemukan dengan dua orang kakak beradik Adit (Yusuf aulia) dan Astri (sisca jesica) yang saat itu tengah diburu oleh seorang mucikari, johni (alex Abbad) untuk dijual ke mafia human Trafficking pimpinan Ratger (mads Koudals). Yuda pun tergerak hatinya untuk membantu astri dan adit. Dapatkah yuda menyelamatkan kedua kakak beradik tersebut dari kejaran kaki tangan Johni?..

Sebetulnya saya termasuk orang yang tidak begitu tertarik untuk menonton film Indonesia, rasanya kaki terasa berat untuk melangkah ke bioskop untuk menyaksikan karya anak bangsa. Pas kebetulan akhir minggu kemarin saya diajak salah satu rekan untuk nonton film ini di TIM 21, daripada bete akhrinya saya ikut juga bersama 6 teman lainnya. Saya tidak berekspetasi apa-apa terhadap film ini. Ada beberapa catatan saya selama menyaksikan film :

Kelebihan :
1. Scene fighting yang ditampilkan sangat memukau dan boleh dibilang setara dengan film action mandarin lainnya. Dan salut juga dengan stunt fighting yang bersedia melakukan adegan-adegan berbahaya. Memorabel fighting : saat erik melawan preman yang mukanya kayak “Monster”, yuda menusukan bamboo ke lawannya saat loncat, fighting yuda dan erik di lift.

2. Akting yang menonjol dari Cristine Hakim (kalau yang ini tidak perlu diragukan lagi) dan mantan VJ MTV Alex abbad yang berperan sebagai mucikari begitu natural.

Kekurangan :
1. film yang durasinya lebih dari 2 jam terlalu lama dan membosankan dan banyak scene yang sebenarnya tidak penting. Diawal cerita dimana prosesi yuda sebelum merantau lama sekali hampir 30 menit… dalam hati saya bergumam engga sabar "katanya film action, kapan nih adegan tonjok-tonjokan, tendang menendang, gedabang-gedebugnya.. sigh”. Di akhri cerita setelah yuda mengalahkan si bule…saya pikir sudah kelar nih…eh….belum selesai juga tiba-tiba cerita lari ke si astri sudah ada di kampung halaman si yuda lagi metik tomat….lebay….lebay..

2. Akting semua pemainnya kecuali Christin Hakim dan Alex abbad standar habis dan cendrung kaku. Selain akting yang kaku dari yuda juga dalam dialognya memakai bahasa yang baku banget, dan dialog si astri malah sebaliknya (ya sesuai dengan karakternya sebagai pecun) dan beberapa kali melontarkan kata-kata makian yang menurut saya kasar sekali, yang bisanya cuman ngomong A****g lu, T**i lu... G***g lu.. :(

3. Yuda interlokal ke ibunya memakai telepon coin (telepon Umum), emang bisa?... dasar sutradaranya bule.. mungkin dia pikir telepon coin disini bisa interlokal.. mister..mister kalo engga tahu tanya dong!!! :(

4. Bagian wardrobe engga kritis.. masa sih berhari-hari si yuda pake bajunya itu-itu juga.. dan kelihatan bersih terus …

5. Casting Ratger dan luc sebagai tokoh antagonis yang jago berkelahi kurang pas dan kurang serem..malah kelihatannya seperti orang kantoran.

Apabila tujuan awal film ini mau mengangkat budaya tradisional pecak silat asal sumatera barat saya rasa engga kena tapi kalo mau menjual aksi tonjok-tonjokan dan tending menedang .. kalau itu baru dapat…

Story….....….…. : 4/10
Scene Fighting : 8/10
Casting……...... : 5/10

4 Comentários:

Gabby Hakim mengatakan...

wahhh om eep keren reviewnya! saya masih harus belajar banyak.. makasih yaa udah mampir ke blog saya.. saya udah taruh link blog ini di blog saya juga.. :)

e2p mengatakan...

he..he.. makasih.. sama saya juga masih belajar

Bang Mupi mengatakan...

Kemaren baru nonton film ini. Film Indonesia pertama yang gua tonton setelah era warkop. fighting scene not bad hanya kok seperti berulang-ulang hanya di tempat yang berbeda. Emang bertele-tele tapi masih ok. Yang pasti gua ga nyesel nonton film ini, walaupun filmnya masih standar. Kalo mo dibandingkan dengan film Hongkong atau Thailand, hmm...masih harus banyak belajar. adegan Eric dalam job interview, keren. Di lift sebenarnya keren, tapi kok keliatan liftnya agak membesar ketika mereka berantem. Kalo mau keren, ruangan sempit waktu Jet Li tarung di WC dalam Danny The Dog.

e2p mengatakan...

sama bang, ini pengalaman yang jarang-jarang buat gw nonton film indonesia, trus bareng nonton sama teman kantor. biasanya gw nonton sendiri. pulang nonton temen2 pada sibuk ngometarin ini film malah ada yang maki-maki... gw mah senyum-senyum aja..he..he..

Posting Komentar

Daftar Blog Teman

pump up your life

E2P © 2008 Template by Dicas Blogger.

TOPO