Rabu, 02 Juni 2010

CITY OF GOD (2003) - Review

Rio De Janeiro merupakan salah satu kota tujuan wisata di dunia karena keindahan pantainya, tetapi keindahan alamnya tidak berbanding lurus dengan kondisi sosial ekonomi masyarakatnya. Kehidupan dibawah garis kemiskinan memicu tingkat kriminalitas sangat tinggi. Kekerasan, perampokan, senjata, dan tentunya narkoba menjadi teman dan santapan mereka sehari-hari. Tidak mampunya pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan dan ketidakmampuan aparat dalam menanggulangi kriminalitas menjadikan kriminalitas dengan mudah diregenarasi. Bak film koboi setiap orang dari anak usia belasan sampai dewasa kemana-mana menenteng senjata dan dengan mudahnya mereka menondongkan senjata kepada orang yang mereka tidak suka. Kondisi inilah yang menginsipirasi Sutradara asal Brazil Fernando Meirelles untuk mengangkat ke layar lebar dengan mengambil sebagian kecil kehidupan nyata dari para pelakunya di era 70-an yang diwakili oleh tiga karakter utama Rocket, Ze Dan Benny yang tinggal diwilayah Ghetto yang dikenal dengan nama City of God.

Dari awal sampai akhir film ini diceritakan lewat penuturan Rocket (Alexandre Rodrigues) seorang pemuda yang terobesesi untuk menjadi seorang Fotographer dan mungkin satu-satunya pemuda yang berasal dari wilayah City of God tidak terpengaruh aksi kriminal. Rocket adalah adik dari Naïve seorang gangster amatiran di era 60-an yang mati oleh anak buahnya sendiri. Cerita diawali disebuah pemukiman miskin tahun enampuluhan tumbuh sebuah gangster yang jadi legenda didaerah itu yang bernama Trio Mortes beranggotakan Hairy, Snatcher dan Naïve. Sebetulnya mereka adalah gangster amatiran tapi ini nantinya ini jadi cikal tumbuhnya gangster-gangster yang lain. Tahun tujupuluhan ada salah satu gangster yang cukup disegani dipimpin dua sahabat Ze an Benny. Dua orang yang mempunyai karakter berbeda, Ze sejak kecil mempunyai karakter yang kasar, jahat dan tidak segan-segan untuk membunuh sedangkan Beny lebih kalem dan lebih murah hati. Bisnis utama mereka tak lain bisnis narkoba. Anak-anak kecil dijadikan pengedar dan tak sedikit dari mereka jadi pemakai. Wilayah yang tidak tersentuh hukum menjadikan bisnis tumbuh subur dan sering diantara gangster terjadi rebutan wilayah yang berakhir dengan pertumpahan darah.

Di film ini unsur naratif dan sinematik dikemas sangat bagus, didalam Penuturan, Rocket memperkenalkan tokoh yang terlibat beserta karakternya, selain kedua tokoh utama tadi diatas tokoh-tokoh lain bukan hanya sekedar tempelan seperti Nend, Redhead, Blackie, Otto Kehadiran dan latar belakang mereka makin memperkuat alur cerita dan terkadang ditengah-tengah membuat kita terkaget-kaget dengan kahadiran mereka. Meskipun semua tokoh dimainkan oleh aktor-aktris lokal yang tidak seterkenal aktor-aktris Hollywood tetapi mereka bermain begitu natural dan meghayati perannya masing-masing.
Teknik penceritaan non linear dengan alur maju mundur tidak begitu kentara sehingga penonton bisa mengikuti alur cerita dengan seksama dan dibuat tidak serumit seperti karya Innaritu. Shoot-shoot kamera bergerak dengan dinamis mengikuti gerak dinamika tokoh-tokohnya dengan diiringi musik khas samba. City of God bisa dijadikan salah satu film favorit dan patut dikoleksi.

Rating : 9/10

Seja o primeiro a comentar

Posting Komentar

Daftar Blog Teman

pump up your life

E2P © 2008 Template by Dicas Blogger.

TOPO