Rabu, 25 Mei 2011

LIMITLESS (my Review)

Pemain :Bradley Cooper, Robert De Niro, Abbie Cornish, Andrew Howard
Sutradara : Neil Burger
Penulis : Leslie Dixon, Alan Glynn
Genre : Drama Sci-fi
Musik : Paul Leonard-Morgan
Sinematografi : Joe Willems
Editing : Tracy Adams, Naomi Geraghty
Produser : Bradley Cooper, Ricardo Del Rio, Leslie Dixon
Durasi : 105 menit
Bujet : $ 27 Juta
Studio : Relativy Media, Virgin Produced,
Distributor : Relativy Media
Importir : PT. Amero Mitra Film
Rilis Ind : 24 Mei 2011

Eddie Morra adalah seorang penulis buku dengan penampilan tidak lebih dari seorang pemabuk atau pemakai narkoba dengan rambut gondong acak-acakan, anggap kata hidupnya seakan tanpa tujuan. Saat itu Eddie mengalami krisis kreativitas dalam menulis bukunya padahal ia sudah terikat kontrak dengan sebuah penerbit dan satu sisi dia mengalami masalah hubungan dengan sang kekasih, Lindy (Abbie Cornish).

Ditengah kegalauan tiba-tiba Eddie bertemu dengan mantan adik ipar bernama Vernon (Jhonny Whitworth) yang mengaku sebagai konsultan farmasi. Disela-sela obrolan Vernon memberikan sebuah pil transparan yang diberi nama NZT yang bisa membantu kinerja otak sampai 100%, mulanya Eddie menolak tapi Vernon sedikit memaksa karena sayang kalau ditolak karena harga pil tersebut $800 perbutir.

Setelah pil tersebut di telan ternyata efeknya cukup drastis, membuat seseorang bisa sangat cerdas, otak bekerja luar biasa, berlipat-lipat dari biasanya lebih konsentrasi dan Eddie bisa menyelesaikan bukunya hanya dalam satu hari. Penasaran, Eddie kembali ke tempat Vernon ternyata saat ditemukan dalam kondisi sudah tewas. Didalam kamarnya ditemukan sisa NZT yang cukup banyak.

Dari sini petualangan Eddie sebagai “pemakai” dimulai. Dengan segala kepintarannya yang kharismatik dia bisa mewujudkan semua impiannya bukan hanya sebagai penulis lebih dari itu sebagai konsultan sebuah perusahaan besar yang dipimpin oleh Carl Von Lon (Robert de Niro).

Tapi Segala sesuatu yang serba instant tentunya tidak akan bisa bertahan lama dan ada konsekuensi yang harus ditanggung, apa yang terjadi dengan Eddie apabila persedian NZT habis?, sementara di satu sisi ada pihak yang menginginkan pil tersebut?

Film Limitless bisa saja saya analogikan dalam kehidupan nyata dimana seseorang yang mengkonsumsi pil ektasasi atau valium yang efeknya bisa meningkatkan aktivitas lebih dari biasanya seperti ngomong atau ngoceh yang tak henti-hentinya dan menjadikan kita lebih percaya diri tapi bedanya ini tidak meningkatkan kepintaran. Efeknya setelahnya akan mengalami keletihan yang amat sangat dan bisa tertidur lebih dari seharian,. Mungkin ini jadi dasar kisah ini dibuat.

Cerita yang diadaptasi dari buku The Dark Fields karangan Alan Glynn yang dilayarlebarkan oleh sutradara Neil Burger dikemas menjadi suatu kisah yang cukup menarik dan menghibur terlebih dari visulisasi yang ditampilkan begitu dinamis dengan dominasi musik latar ala dugem yang digarap Paul Leonard-Morgan seakan penonton terbawa dalam kondisi Eddie sedang “on”.

Perubahan setelah menelan pil terlihat dari warna dan cahaya yg berbeda dengan kamera yang bergerak cepat. Saat Eddie menyelesaikan pekerjaannya disekitanya divisualisaikan dengan grafis huruf berjatuhan dari langit atau jejeran angka-angka bergerak terlihat artistik.

Terlepas dari beberapa plot hole limitless berhasil menyajikan sebuah hiburan dengan ketegangan yang cukup terjaga dari awal sampai akhir, hanya di 2/3 jalan sempat turun. Kehadiran aktor senior Rober Deniro yang diharapkan saya mempunyai nilai lebih terhadap film ini ternyata terlihat hanya sekedar tempelan. Jusru tokoh utama yang dimainkan Bradley Cooper terasa pas, kemampuan akting setingkat diatas sewaktu di film A team ataupun Hangover.

RATING


Read More..

Daftar Blog Teman

pump up your life

E2P © 2008 Template by Dicas Blogger.

TOPO