Kamis, 25 Februari 2010

I am Sam

Sam Dawson (Sean Penn) seorang pria yang memiliki keterbelakangan mental dan lagu-lagu dari group musik legendaris The Beatles menjadi filosofis hidupnya. Sam menjalani kehiduapan sehari-hari layaknya manusia normal, bekerja di salah satu gerai café terkenal Starbucks. Menikah dan memiliki seorang anak bernama lucy (Dakota Fanning). Setelah lahir, istrinya pergi begitu saja., karena istrinya tidak mau tinggal dan hidup bersama Sam bersama bayinya. Tidak ada pilihan lain sam harus mengurus dan membesarkan lucy sendirian. Sam beruntung, lucy tumbuh menjadii gadis yang normal, cantik, pintar. Masalah muncul saat Departemen Sosial mengambil hak asuh lucy sementara waktu sambil dicarikan orang tua untuk mengadopsi Lucy.erkenakan bertemu lucy seminggu 2 kali selam 2 jam. Dibantu dengan pengacara cantik Rita Harrison (michelle Pfiefer) di pengadilan Sam berjuang untuk mendapatkan kembali hak asuhnya.






Sudah banyak film yang mengangkat kisah manusia yang masuk pada kriteria “berkebutuhan khusus”, seperti Forest Gump (Tom Hanks), Rain man (Dustin Hoffman). Sutradara Jessie Nelson mengangkat tema ini dengan plot cerita tak kalah menariknya. Bagimana seorang manusia dengan tingkat intelegensianya tak lebih dari umur anak 7 tahun dikaruniai seorang anak?, di satu sisi Sam yang diperankan sangat baik oleh Sean pean harus menjalani kehidupan sendiri dengan segala keterbatasannya sementara di satu sisi dia harus memperhatikan dan mendidik anaknya sendiri. Sam Mencoba hidup tanpa menggantungkan terhadap orang lain, yang dia punya hanyalah cinta dan kasih sayang. Sungguh mengharukan. Sam tidak hanya belajar pada manusia yang normal, tetapi sebaliknya , pengacaranya, Rita banyak mengambil nilai-nilai positif dari seorang Sam. Jalinan cerita dengan perpaduan gembira, haru, tawa, sedih yang pas membuat penonton terenyuh. Makin indah dengan hadirnya Soundtrack dari lagu-lagu the Beatles yang diaransemen ulang seperti Black Bird (Sarah Mclachlan), Cross the universe (Rufus Wainwright), You ‘ve got to hide your love away (Eddie Vedder), Strawberry Field, Lucy in the sky with diamonds, Golden Slumbers dll. Rating 8/10


Read More..

Senin, 22 Februari 2010

SWING VOTE (2008)

Setelah ditinggal cerai oleh istrinya yang lebih mementingkan karier bernyanyi, Bud Johnson (Kevin Costner) menjadi seorang pria yang apatis, pencundang, tak peduli dengan lingkungan sekitarnya. Mereka mempunyai seorang gadis kecil usia 12 tahun bernama Molly (Madeline Carol). Bud beruntung mempunyai seorang molly yang sifatnya lebih dewasa dari ayahnya sendiri. Molly lebih banyak mengurus ayahnya daripada sebaliknya.
Pada saat itu Amerika sedang mengadakan pemilihan presiden yang dipilih secara langsung, tak kecuali di wilayah Texico, New Mexico tempat bud dan molly tinggal. Momen yang merubah hidup Bud. Bud dan Molly jadi pusat perhatian media, terutama 2 kandidat presiden, Andrew boone (Kelsey Grammer) dari partai Republik dan Donald Grenleaf (Dennis Hopper) dari partai Demokrat. karena Bud adalah satu-satu orang yang belum mempergunakan hak pilih, suara bud pula yang akan menentukan siapa calon presiden yang bakal terpilih. berbagai cara dilakukan kedua kandidat tersebut untuk meraih simpati bud. siapakah yang bakalan dipilih?
Swing Vote adalah istilah yang ditunjukan kepada orang yang tidak mempergunakan hak suaranya alias Golput (golongan Putih). film yang bergenre drama komedi satir ingin menyampaikan pesan bahwa hak pilih sesorang sangat penting dan bisa menentukan arah langkah suatu bangsa. Film ini juga menyindir kelakukan para politisi yang hanya mementingkan kepentingan pribadi dan golongannya. Selain itu juga mengungkapkan sisi hubungan antara ayah dan anak, bagaimana seorang anak harus berjuang dan memotivasi seorang ayah dari keterpurukan. film yang sarat pesan tetapi tidak menggurui. Penampilan Kevin Costner cukup berbeda dan kontras dengan karakter-karakter di film2 sebelumnya yang cendrung heroik. Akting aktris cilik pendatang baru Madeline Carol bisa mengimbangi akting aktor-aktris seniornya. Rating 7/10

Read More..

Minggu, 21 Februari 2010

THE WOLFMAN (my review)


Film yang bersetting di Inggris di era tahun 1800-an dengan atmosfer gelap, kelam dan suram sama suramnya dengan kehidupan keluarga talbot sepeninggal ibu dari Lawrence talbot yang mati secara misterius dan mengerikan, ini awal dari sebuah tragedi untuk keluarga Talbot dan desa tempat kediaman mereka, blackmoor.


Premis cukup menarik tapi sepertinya cerita yang digarap Joe Johnston tidak ingin keluar dari pakem cerita aslinya yang dibuat pada tahun 1941, sehingga menurut saya alur ceritanya terlalu dangkal padahal banyak potensi cerita yang bisa dikembangkan dan menjadi lebih menarik, misalnya : menceritakan sisi humanisme dari sang wolfman termasuk asal-usul mereka sampai terkena kutukan. pembantaian yang dilakukanya pun tidak jelas motivasinya, ingin balas dendam atau hanya sekedar “santapan makan malam” sang Wolfman.
Poin lebih adalah ketegangan yang diciptakan dari awal sampai akhir cukup konsisten, suasana misteri cukup kena ditambah dengan dukungan score garapan Dany Elfman sehingga suasana horor klasik terasa kental, score di bagian-bagian tertentu mengingatkan saya dengan score musik-nya film garapan Francis Ford Copolla, Dracula : Bram Stoker (1992 ) dan ini diulang-ulang.


untuk urusan visual effect dan sinematografi tidak perlu diragukan lagi, film-film blockbuster buatan hollywood memang jagonya terutama transformasi dari manusia menjadi srigala, begitupula akting-akting aktor utamanya terutama Anthony Hopkins begitu pas menjadi karakter yang misterius. Overall, cukup menghibur.

Rating 7,5/10

Read More..

Jumat, 12 Februari 2010

THE WOLFMAN

Film keluaran Universal Picture ini merupakan remake dari film horor klasik buatan tahun 1941 dengan judul yang sama. Deretan aktor-aktor besar yang membintangi film ini seolah menjadi daya tarik tersendiri seperti Benicio del Toro (Traffic), Anthony Hopkins (Silence of the Lamb) dan Hugo Weaving (Trilogy Matrix).
Lawrence Talbot (Benicio Del Toro) adalah seorang bangsawan terpandang, setelah sekian lama terpisahkan dengan keluarga dan sekarang kembali kepada ayahnya yang diperankan oleh anthony Hopkins untuk mencari jejak adiknya yang hilang, pencarian dibantu oleh tunangan adiknya Gwen Conliffe (Emily Blunt). Talbout mengetahui ada suatu kekuatan besar dan brutal yang telah menghancurkan dan pembunuh penduduk desanya, blackmoore. Kemudian seorang inspektur Scotlandia bernama Aberline (hugo Weaving) ikut serta menyelidikinya. Teka-teki mulai terkuak, ada sebuah kutukan kuno yang bisa merubah manusia menjadi srigala di saat bulan purnama. Talbolt dengan segala cara mencoba menguak misteri tersebut dan mengakhiri semua bentuk pembantaian yang telah menghancurkan desa blacmoore.

Sutradara : Joe Johnston
Penulis : Andrew Kevin Walker, David Self, Curt Siodmak
Durasi : 125 Menit
Rilis : 12 Februari 2010


Read More..

Rabu, 10 Februari 2010

Kolaborasi Sutradara - Aktor

Sukses sebuah film banyak faktor yang mendukungnya, selain cerita yang menarik, tentu kru pendukung, Salah satunya peran aktor/aktris utamanya. Sang sutradara akan mencari dan memlih aktor/aktris yang sesuai dengan peran dan bisa diajak kerjasama terutama dengan sang sutradara. Tidak sedikit peran aktor-aktris yang bisa mengangkat film yang yang dilakoninya, begitu juga sebaliknya. Sehingga sang sutradara tidak segan mengajak aktornya untuk mengajak kembali di proyek film berikutnya. Berikut sutradara yang bekerjasama dengan aktornya lebih dari 2 kali:

Martin Scorsese = Leonardo de Caprio
awal kolaborasi mereka membawa film Gangs of New York memperoleh 10 Nominasi di Academy Award tahun 2003.
The Rise of Theodore Roosevelet (2011), Shutter Island (2010), Departed (2008), Aviator (2004), Gangs of New York (2002)



Sama halnya Scorsese-Caprio, Ridley Scott - Russel crowe membawa Gladiator meraih 5 piala oscar dari 12 yang dinominasikan tahun 2001.
Robin Hood (2010), Body of Lies (2008),
Amarican Gangster (2007), A Good Year (2006), Gladiator (2000)




Tonny Scott - Denzel Washington:
Unstoppable (2010), The Taking of Pelham (2009), De ja Vu (2006), Men of Fire (2004), Crimson Tide (1995)






Bill Paxton bukan bintang utama di film-film James Cameron:
Titanic (1997), True Lies (1994), Aliens (1986), Terminator (1984)





Miring
Sutradara Robert Rodrigez selalu memilih Danny Trejo jadi tokoh antagonis :
Planet Teror (2007), Grinhouse (2007), Once Upon a Time in Mexico (2003), Spy Kid 1-3 (2001-2003), From
Dusk Till Down 1-2-3, Desperado (1995).




Sutradara spesialis film komedi, Raka Prijanto -Tora Sudiro. Preman in Love (2009), Krazy Crazy krezy (2009), Benci disco (2009), Tri Mas getir (2008), D'Bijis (2007)






Sisworo Gautama Putra - Suzzana:
Wanita Harimau (1989), Ajian Ratu Laut Kidul (1991), Santet (1988), Samson & Delilah (1987), Petualangan Cinta Nyi Blorong (1986), Ratu Sakti Calon Arang (1985), Perkawinan Nyi Blorong (1982), Sangkuriang (1982), Sundel Bolong (1982)

Read More..

Jumat, 05 Februari 2010

Landscape Pandora, sebuah karya Orisinil-kah?

Membahas film Avatar sepertinya tidak akan pernah habis, salah satu yang menjadikan film ini fenomenal adalah teknologi visual effect yang disajikan. Untuk menghadirkan imaginasi berupa sebuah landscap Pandora dan penghuni bernama na'vi beserta mahluk hidup didalamnya James Cameron harus menunggu kurang lebih 12 tahun untuk mewujudkannya karena tekhnologinya belum memungkinkan pada saat itu. apakah Landsacape Pandora betul-betul murni hasil karya James Cameron atau terinpirasi karya lain?
Buat penggemar musik progresif rock atau Artrock era 80-an mungkin akan familiar dengan seorang pelukis atau ilustrator beraliran surealis Roger Dean, seniman kelahiran inggris tahun 1944 ini medesain cover album untuk beberapa group Rock saat itu seperti , Gun, Yes, Uriah Heep, Gentle Giant, Anderson Buford Wakeman. beberapa karyanya dijadikan inpirasi oleh James Cameron.

Batuan yang membetuk batang yang melengkung dari bawah keatas


Gunung Terapung, Roger Dean menamakannya Flight of Icarus


Hutan dengan pepohonan besar dan sangat lebat


Pohon dengan dahan yang besar dan kokoh



Flying Creature yang bernama Toruk Macto-Avatar penuh motif dengan warna dominan Jingga merah bercak hitam, dan warna hijau tosca bermotif yang dijadikan sebagi tunggangan bangsa Na'vi, sementara di karya Roger dean dijadikan sebagai cover album dari group band YES
yang jelas hasil karya kedua seniman ini dibuat dengan medium yang berbeda, Roger dean tertuang hanya dalam sebuah kanvas atau poster dengan 2 dimensi tapi sangat artitistik, sementara James Cameron lebih canggih dan lebih nyata. Setidaknya mimpi Roger Dean untuk memfilmkan karyanya bisa diwujudkan oleh James Cameron.

Read More..

Rabu, 03 Februari 2010

AVATAR vs TITANIC

Siapa yang tidak kenal dengan James Cameron, Seorang sutradara film yang fenomenal, seorang visioner di bidang teknologi perfilman. Hampir semua orang memperbincangkan film terbarunya Avatar, sebuah film dengan sentuhan seni teknologi visual effects yang sampai saat ini bisa dibilang sempurna.Dengan setting alam Pandora yang indah dimana terdapat mahluk hidup, flora, dan fauna yang sangat mempesona terlihat begitu nyata. Lebih menghebohkannya lagi Avatar (2009) berhasil "menenggelamkan" Titanic (1997) dan memecahkan rekor baru sebagai sebuah film dengan pendapatan tertinggi sepanjang sejarah perfilman dunia dengan perolehan sebesar US$ 1,859 Milliar mungkin bisa bertambah lagi karena masih diputar dibeberapa negara. Sementara Titanic sendiri membakukan pendapatan sebesar US$ 1,843 Milliar. Uniknya lagi film Titanic dibuat juga oleh James Cameron. Artinya James Cameron adalah satu-satunya sutradara film pemegang rekor dunia pendapatan tertinggi dua kali berutut-turut. sudah sepantasnya dia mendapat julukan "King of the World". Yang jadi pertanyaan, secara kualitas mana yang lebih baik Avatar atau Titanic? sempat topik ini menjadi perbicangan hangat di beberapa milis.


Menurut saya pribadi agak sulit membandingkannya karena ini menyangkut kepada soal selera, selain itu genre dan masa yang berbeda, Titanic lebih menonjolkan drama roman, sementara Avatar lebih menonjolkan teknologi visual effects, dibandingkan secara teknologi pun tidak bisa karena dengan rentang waktu 12 tahun jelas teknologi perfilman sekarang lebih maju. Tapi keduanya mempunyai cerita yang sama-sama tidak orisinil, Titanic tidak beda jauh dengan "siti Nurbaya dengan style Hollywood", Avatar terinpirasi dari film Pochantas dan setting alam pandora yang terinpirasi dari karya Artwork era 80-an beraliran surealis Roger Dean.


Mutlak pendapatan Avatar lebih besar daripada Titanic tetapi apabila parameternya adalah dengan banyaknya jumlah penonton kemungkinan bisa berbanding terbalik, bisa jadi Titanic mempunyai jumlah penonton yang lebih banyak. Asumsinya banyaknya pendapatan akan berbanding lurus dengan jumlah penonton tapi itu tidak selalu karena beberapa faktor, antara lain :
  1. Harga tiket sekarang lebih mahal belum lagi ditambah dengan format 3D yang jauh lebih mahal perbandingannya bisa 1 : 10
  2. Inflasi
  3. Saat ini orang memperoleh film lewat DVD bajakan atau donlotan dengan mudah dan cepat
Saya tidak menemukan data berdasarkan jumlah penonton, berbeda dengan perfilman Indonesia yang cenderung diukur dari jumlah penonton bukan pendapatan. Dengan pola ini mungkin bisa lebih objektif.


Setidaknya Film Avatar dan Titanic adalah dua contoh film yang sukses disegala bidang, artinya baik secara pemasaran maupun kualitas ini terbukti dari banyaknya penghargaan yang diperoleh. Film Titanic diajang Academy award tahun 1998 memperoleh 11 piala oscar dari 14 yang dinominasikan, sementara untuk penyelenggraan Academy Award tahun ini yang ke 82 menurut kabar terakhir Film Avatar memperoleh 9 nominasi Oscar untuk kategori : Best Picture, Directing , Sinematography, Film Editing, Art Direction, Original Score, Sound mixing, Sound Editing, dan Visual Effect, Apakah Film Avatar akan memborong semua kategori yang diperoleh, kita tunggu perheletannya tanggal 7 Maret mendatang.

Read More..

Daftar Blog Teman

pump up your life

E2P © 2008 Template by Dicas Blogger.

TOPO