Kamis, 03 November 2011

REAL STEEL

Untuk urusan special effect Hollywood memang tidak perlu diragukan lagi. Dengan perangkat perfilman yang serba canggih sangat memungkinkan mengaktualisasi isi pikiran seorang moviemaker kedalam medium pita seluloid atau format digital yang menghadirkan sebuah sajian yang bisa memanjakan mata dan telinga penonton, tapi terkadang karena keasyikan sang moviemaker persoalan pengarapan dan pengemasan sebuah ide cerita dan alurnya suka terabaikan, begitupun dengan akting para pemerannya. Contoh kasusTrilogy transformers, film yang sebagain besar penampilkan teknologi canggih tapi satu sisi film ini terlihat sangat membosankan, tanpa cerita yang berbobot. Seakan menunjukan ketidakpuasan sang produser Steven Spielberg menggarap para robot akhirnya dia meminta sutradara spesialis komedi Shawn Levy untuk membuat film robot yang tidak sekedar jor-joran akan tetapi lebih humanis dengan cerita lebih berbobot. 

Kisahnya sendiri berseting 9 tahun kedepan tepatnya tahun 2020 tentang Charlie Kenton (Hugh Jackman) mantan petinju yang masa lalunya dipenuhi kegagalan mencoba berprofesi sebagai “dalang” dalam menggerakan robotnya bertarung diatas ring tinju. Awalnya untuk menjalani profesi baru ini bagi Charlie tidak mudah karena dihadapkan pada permasalahan finansial. Hutangnya semakin banyak seiring dengan makin sering robotnya kalah. Tiba-tiba kehidupan Charlie berubah tatkala bertemu dengan anaknya Max Kenton (Dakota Goyo) hasil hubungan dengan mantan kekasihnya yang baru saja meninggal dunia. Charlie mempunyai kesempatan hak asuh tapi dia lebih memilih “menjual” kepada kakak mendiang kekasihnya dan Kesepakatan pun terjadi. Untuk sementara waktu Max dititipkan kepada Charlie selama orang tua asuhnya berliburan ke Italia. Uang dari hasil “jual” Max oleh Charlie dibelikan robot bekas asal jepang dinamakan noisy Boy. Inilah awal petualangan Charlie dan Max dari satu arena ke arena yang diakhiri dengan kekalahan, sampai suatu hari Max menemukan robot yang cocok yang ukurannya lebih kecil yang, biasa dipakai untuk sparing partner, tahan pukulan robot ini dinamai Atom. 

Interaksi ayah dan anak yang tidak pernah bertemu sebelumnya selama 11 tahun berjalan tidak mulus, sama-sama keras, asing satu sama lain walaupun keduanya mempunyai minat yang hampir sama terhadap robot. Max yang memang sedari kecil hobby main game buat dia ini kesempatan menyalurkan hobbynya sementara Charlie bertujuan mengumpulkan uang sebanyak mungkin. 

Diadaptasi dari sebuah cerpen berjudul "Steel" karya Richard Matherson mempunyai alur cerita yang sederhana. Interaksi dan konflik antar ayah dan anak menjadikan film yang bergenre drama sci fi menjadi lebih berbobot. akting aktor cilik Dakota Goyo patut diacungi jempol bisa mengimbangi akting seniornya Hugh Jackman. Porsi drama yang lumayan dominan terasa tidak membosankan karena bisa diimbangi aksi spektakuler robot yang terlihat begitu nyata. Robot bergerak tidak kaku layaknya petinju biasa hal ini berkat bantuan petinju Sugar Ray Leonard sebagai koreografer dan robot tersebut digerakan secara animatronik bukan CGI, dari 19 robot yang muncul 4 diantara dibuat sungguhan (Zeus, Metro, Noisy Boy dan Atom). Walaupun hanya sebagai produser sentuhan Spielberg terlihat jelas dari Casting yang selalu memakai anak kecil sebagai tokoh utama. Ending cerita yang tidak terlalu dipaksakan, indah dan menyentuh menjadikan Real Steel sebagai sebuah film yang sangat menghibur dan berbobot.

Seja o primeiro a comentar

Posting Komentar

Daftar Blog Teman

pump up your life

E2P © 2008 Template by Dicas Blogger.

TOPO